Thursday, April 18, 2013

Pintu Neraka "Gerbang pluto"

Ilmuwan Italia telah menemukan 'Gerbang Neraka' lengkap dengan asap beracunnya.

Pengumuman temuan Gerbang Pluto (Plutonium dalam bahasa Latin) dalam sebuah konferensi arkeologi di Turki bulan lalu, baru saja dilaporkan oleh Discovery News. Francesco D'Andria, profesor arkeologi klasik di Universitas Salento di Lecce, Italia, menggali Situs Warisan Dunia Romawi-Yunani Hierapolis selama bertahun-tahun, memimpin tim penelitian ini.

D’Andria mengatakan pada Discovery News bahwa ia menggunakan mitologi kuno untuk menjadi petunjuk menemukan gerbang legendaris itu ke neraka di dunia bawah. "Kami menemukan Plutonium dengan merekonstruksi rute menuju sumber mata air panas. Mata air Pamukkale' yang menghasilkan teras putih terkenal itu berasal dari gua ini."

Penulis seperti Cicero dan geografer Yunani Strabo mencatat bahwa gerbang ini terletak di situs kuno di Turki, menurut Discovery, tapi tak ada yang berhasil menemukannya sampai sekarang.

"Gerbang Pluto" sudah didokumentasikan oleh Ensiklopedia Situs Klasik Princeton yang masuk dalam gambaran Hierapolis. "Menempel pada kuil di tenggara adalah Plutoneion, sumber ketenaran kota tersebut. Strabo menggambarkannya sebagai sebuah lubang di perbukitan, yang di depannya tertutup oleh kabut tebal yang bisa berakibat fatal bagi siapapun yang masuk."

Strabo (64 SM-24 SM) menulis, "Tempat ini penuh dengan asap kabut yang sangat tebal sampai orang tak bisa melihat tanah. Hewan yang melewatinya langsung mati. Saya melempar burung gereja dan mereka langsung menarik napas terakhir dan jatuh."


Gerbang neraka ini masih sama berbahayanya sampai sekarang. Kata si profesor, "Kita bisa melihat gua mematikan itu saat penggalian. Beberapa burung langsung mati saat mencoba mendekat ke bukaannya yang panas, langsung terbunuh oleh asap karbon dioksida."

Menurut Discovery News, asap ini berasal dari gua di bawah situs, termasuk kolom-kolom dengan pahatan untuk Pluto dan Kore, dewa-dewa bawah tanah. Ditemukan juga sisa reruntuhan kuil, kolam dan tangga yang ditaruh di atas gua. D'Andria kini tengah mengerjakan reka digital situs tersebut.

Yang menariknya, bukaan ini bukanlah satu-satunya pintu gerbang pertama ke dunia bawah tanah. Di Gurun Karakum, menurut Daily Mail, terdapat lubang besar berapi yang sudah menyala selama 40 tahun. Pengunjung pun datang ke Derweze di Turkmenistan dan mencarinya di internet. Para ahli geologi yang tengah mengebor di area tersebut menemukan gua gas alami. Dengan harapan untuk menghilangkan gas, mereka membakar gua tersebut. Apinya terus menyala sehingga orang lokal menjulukinya "pintu neraka".



sumber : yahoo

Wednesday, April 17, 2013

Buah Salak Meningkatkan Kinerja Otak

Memiliki nama latin Sallaca Edulis, pohon salak merupakan tanaman yang banyak dijumpai di daerah tropis seperti di Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand.

Ada beragam varietas salak yang bisa kita jumpai di Indonesia, seperti salak pondoh, bali, swaru, dan condet. Salak yang sudah matang biasanya memiliki rasa yang manis, asam, dan beberapa ada yang sedikit sepat.

Meski tumbuh di daerah tropis, namun buah salak sangat diminati oleh masyarakat Eropa dan Amerika. Masyarakat eropa dan Amerika menyebut salak dengan sebutan snake fruit, karena kulitnya yang bersisik seperti seekor ular.

Kandungan Gizi Buah Salak

Selain memiliki bentuk yang unik dengan rasa manis dan asam, ternyata buah salak juga memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap. Setiap 100 gr buah salak mengandung energi sebesar 368 kilokalori, protein 0,8 gram, karbohidrat 90,3 gram, lemak 0,4 gram, kalsium 38 miligram, fosfor 31 miligram, dan zat besi 3,9 miligram. Selain itu di dalam buah salak juga terkandung vitamin C sebesar 8,4 miligram.
Manfaat Kesehatan Buah Salak

Dengan kandungan gizi yang cukup lengkap, tidak mengherankan jika buah salak memiliki berbagai manfaat kesehatan bagi siapa saja yang mengonsumsinya. Manfaat kesehatan yang bisa didapatkan dengan mengonsumsi buah salak antara lain:

Meningkatkan Kinerja Otak
Penelitian juga mengungkap bahwa salak diklaim mampu meningkatkan kinerja otak karena kandungan potassium dan pektin. Potassium dimanfaatkan oleh sistem saraf otonom (SSO), yang merupakan pengendali detak jantung, meningkatkan fungsi otak (mengatur kecerdasan), dan proses fisiologi penting lainnya.

Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan pada jurnal “Integrative Cancer Therapies” diketahui bahwa pektin berpotensi mencegah dan mengobati kanker prostat. Pektin bekerja dengan cara menghambat reproduksi sel kanker serta menurunkan risiko terjadinya apoptosis, yaitu sel yang memprogram kematiannya sendiri.

Menjaga Kesehatan Mata
Buah salak mengandung betakaroten yang efektif untuk menjaga dan memelihara kesehatan mata. Penelitian menyebutkan bahwa kandungan betakaroten buah salak lebih besar 5,5 kali dari buah mangga, dan 5 kali lebih besar daripada semangka.

 Jika Anda bosan dengan jus wortel , membuat jus salak bisa menjadi alternatif yang tepat untuk menjaga kesehatan mata Anda.Mencegah SembelitAda mitos yang berkembang jika mengonsumsi buah salak dapat mengakibatkan susah BAB. Padahal mitos tersebut tidak sepenuhnya benar. Menurut F.X. Wahyurin Mitano, ahli gizi dari RSUD dr Soetomo, sebaiknya saat mengonsumsi buah salak jangan dibuang kulit arinya.

 Sebab dalam kulit ari itulah terdapat kandungan serat. Kandungan serat itulah yang dapat mengurangi kemungkinan mengalami sembelit setelah mengonsumsi buah salak. Salak juga diperkaya dengan tanin, zat yang dikenal sebagai anti diare. Hal yang sama juga berlaku saat Anda mengonsumsi buah jeruk.

Saat mengonsumsi jeruk sebaiknya jangan hanya dimakan bulirnya saja, tetapi makan juga pembungkus bulir jeruknya, karena pembungkus bulir tersebut mengandung serat tinggi untuk melancarkan pencernaan dan mencegah sembelit.
   
Membantu Program Diet
Kandungan serat yang tinggi pada buah salak akan membantu Anda merasa kenyang lebih lama, sehingga bisa menghindarkan Anda untuk makan dalam porsi besar. Baik dikonsumsi bagi Anda yang menjalankan program diet untuk menurunkan berat badan.




sumber : yahoo

Monday, April 1, 2013

Indonesia Masuk Urutan Ke-2 Sanitasi Terburuk Sedunia!

Indonesia telah menduduki peringkat kedua dari 10 negara dengan jumlah tertinggi orang yang belum mendapatkan sanitasi yang layak.

Tanggal 22 Maret setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Air Sedunia. Sayang, di Indonesia urusan sanitasi dan air bersih masih menjadi masalah besar. Dari data yang dikeluarkan PBB, 2,5 miliar orang di dunia masih hidup dengan sanitasi yang buruk.

"Dari 22 Negara, lebih dari 80 persennya masyarakat masih buang air besar (BAB) sembarangan di dunia," ujar Jan Eliasson, Wakil Sekretaris Jenderal PBB, seperti dilansir Daily Mail.

Sebenarnya praktik BAB sembarangan sudah mengalami penurunan sebesar 271 juta sejak tahun 1990. Namun masih saja dipraktikkan oleh 1,1 miliar orang atau 15 persen dari populasi di dunia.

PBB menyatakan BAB sembarangan adalah salah satu penyebab utama diare, yang menyebabkan kematian lebih dari 750.000 anak di bawah usia lima tahun setiap tahun.

Negara penyumbang sanitasi terburuk di dunia antara lain Brasil, China, India, Indonesia, Kamboja, Ethiopia, Kenya, Madagaskar, Malawi, Mozambik, Nepal, Nigeria, Pakistan, Sierra Leone, Zambia, Afghanistan, Burkina Faso, Chad, Kongo, Niger, Sudan dan Sudan Selatan.

Menurut laporan PBB, berikut 10 negara dengan jumlah tertinggi orang yang hidup tanpa sanitasi yang layak:

1. India: 626 juta orang hidup tanpa sanitasi yang memadai, 60 persen dari jumlah orang yang masih BAB sembarangan di seluruh dunia.
2. Indonesia: 63 juta orang tidak memiliki toilet
3. Pakistan: 40 juta orang masih buang air besar sembarangan
4. Ethiopia: 38 juta orang tanpa toilet
5. Nigeria: 34 juta orang tanpa sanitasi yang memadai
6. Sudan: 19 juta orang masih buang air besar sembarangan
7. Nepal: 15 juta orang tanpa sanitasi
8. China: 14 juta orang masih buang air besar sembarangan
9. Nigeria: 12 juta orang tanpa sanitasi yang memadai
10. Burkina Faso: 9,7 juta orang tanpa sanitasi yang memadai.


Masalah di Indonesia.
Populasi penduduk Indonesia hampir mencapai 250 juta jiwa, yang 100 juta diantaranya belum memiliki akses untuk sanitasi yang baik. Bahkan pemutakhiran data global pada tahun 2010 mengungkapkan bahwa 63 juta penduduk Indonesia masih buang air besar (BAB) sembarangan di sungai, kali, danau, laut atau di daratan.


Mayoritas pelaku praktik BAB sembarangan tinggal di desa. Hanya 38,4 persen penduduk perdesaan yang memiliki akses pada sanitasi yang layak. Menurut data WSP (World Bank's Water and Sanitation Program), akses sanitasi perdesaan tidak bertambah secara berarti selama 30 tahun terakhir.

Setiap tahun tercatat sekitar 121.100 kasus diare yang memakan korban lebih dari 50.000 jiwa akibat sanitasi yang buruk. Tak heran bila biaya kesehatan per tahun akibat sanitasi buruk mencapai Rp 139.000 per orang atau Rp 31 triliun secara nasional.

Oleh karena itu, target Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goal- MGD) untuk sanitasi perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Dengan hanya tersisa 2 tahun lagi sampai tahun 2015, harus ditemukan metode-metode yang lebih cepat, murah dan berkelanjutan untuk meningkatkan akses sanitasi yang layak di Indonesia.


Mengapa sanitasi penting?
Perlu diketahui bahwa 1 gram tinja mengandung 10 juta virus dan 1 juta bakteri. Bisa dibayangkan apa yang terjadi pada badan air dan sungai bila 63 penduduk Indonesia BAB sembarangan setiap hari.

Air limbah yang tidak diolah menghasilkan 6 juta ton kotoran manusia per tahun yang dibuang dan berkontribusi terhadap polusi ke badan air, sehingga biaya pengolahan air bersih semakin mahal.

Setiap tambahan konsentrasi pencemaran BOD (biochemical oxygen demand/kebutuhan oksigen biologis yang merupakan parameter kualitas air) sebesar 1 mg/liter pada sungai, meningkatkan biaya produksi air minum sekitar Rp 9,17/meter kubik. Artinya menyebabkan kenaikan biaya produksi PDAM sekitar 25% dari rata-rata tarif air nasional.

"Indonesia kehilangan Rp 56 triliun (US$ 6,3 miliar) per tahun akibat buruknya sanitasi dan kebersihan," ujar Yosa Yuliarsa, Spesialis Komunikasi Kawasan Asia Timur, Water and Sanitation Program (WSP) World Bank.

Nah, betapa pentingnya memiliki kesadaran soal sanitasi. Bukan hanya bermanfaat bagi kesehatan, namun juga untuk kemajuan bangsa ini.






Sumber:
detik